TAHARAT HA'MISHPACHA - KELUARGA MURNI DAN SUCI


בס"ד



"Mereka yang tidak memiliki anak, akan hamil dan orang-orang yang biasanya melahirkan anak-anak dengan kesakitan yang besar, akan memiliki kelahiran anak dengan mudah". Chafetz Chaim, zt´´l

Kemurnian wanita kami adalah dasar dari kesucian orang-orang kami. Yang Maha Kudus, diberkatilah Dia, memerintahkan kita, para suami untuk memisahkan diri dari istri mereka selama periode Niddah (menstruasi), sampai mereka telah menghitung hari dikatakan "Ketahiran" dan bahwa mereka menenggelamkan diri pada Kosher Mikve dari 40 Se-ah (332 liter). Sebuah keputusan ilahi dari Tuhan kami, dan hanya Hashem tahu rahasia seperti ketetapan ilahi, dimana perempuan harus mentahirkan diri dan menyucikan diri. Selama periode pemisahan mereka memastikan bahwa suami mereka tetap murni dengan menghindari hubungan yang tidak pantas; hanya dengan menjaga aturan-aturan ini keluarga kita akan dapat mengandung anak dalam kemurnian dan kesucian.

BAB 1 – ATURAN-ATURAN UMUM

1) Ketika seorang wanita mencatat bahwa darah yang keluar dari dirinya (apakah itu terjadi selama periode normal atau tidak), ia mengambil status (menjadi) Niddah sebagai akibatnya, itu kemudian dilarang bagi suaminya untuk menyentuhnya: Dia (suami) tidak bisa berhubungan atau memiliki hubungan suami-istri dengan dia (istri) sampai ia (istri) membuat Hefsek Taharah (pemeriksaan ketahiran mengikuti periode haid) dan telah dihitung 7 hari dan melakukan tevilah dalam kosher mikveh.
Siapa pun yang tidak menghormati hukum Niddah (kemurnian keluarga) menimbulkan hukuman "Hayav karet" (Neshama/jiwa dihapus sejak saat itu juga. tidak ada tempat di surga dan di dunia yang akan datang). Setiap pendekatan yang menunjukkan kasih sayang (atau sentuhan emosional) dilarang "Min HaTorah" (terlarang yang berasal dari Taurat). Setiap pendekatan atau sentuhan, kasih sayang dilarang "mid dérabanan" (dilarang berasal dari orang bijak kami)

2) Tidak ada perbedaan antara menikah atau wanita lajang ketika datang ke status Niddah. Seorang gadis muda mempunyai status Niddah dari periode pertama sampai menjelang pernikahannya, lebih tepatnya sampai saat ketika dia keluar dari mikveh mengikuti Tevilah pra-nikah.

3) Apa pun alasan atau penyebab yang memungkinkan, saat di mana seorang wanita merasakan bahwa ada darah yang keluar dari rahimnya, dia berada dalam status Niddah di saat itu.

Kasus yang mengindikasi seorang wanita dalam keadaan Niddah :

a) Jika ia merasa sensasi pembukaan pada rahimnya⇒ Niddah MinHatorah. Dia dianggap Niddah bahkan jika dia tidak melihat darah, karena rasa takut bahwa setetes darah bisa saja hilang dalam rahim; Oleh karena itu, dalam kasus apapun sensasi pembukaan rahim dihubungkan dengan aliran darah. Jadi dia Niddah dan harus menghitung 7 hari pentahiran lalu kemudian tevilah (ritual masuk kedalam air seluruh tubuh) dalam Kosher mikveh. Namun, karena tidak ada darah ditemukan, dia dapat melakukan tevila tanpa Bracha. .

b) Jika seorang wanita merasakan getaran di tubuhnya dan menemukan darah⇒ Niddah Minhatorah. Jika dalam kasus yang sama, tidak ada darah ditemukan, ia tetap murni (Tidak Niddah).

c) Jika seorang wanita merasa sebuah aliran pada tubuh yang terasa berbeda dari aliran darah normal dari rahimnya dan dia menemukan darah ⇒ Niddah Miderabanan. Jika dalam kasus yang sama, tidak ada darah ditemukan, ia tetap murni.

d) Jika ia menemukan noda tanpa mempunyai sensasi apapun ⇒ Niddah Miderabanan.

e) Selama pemeriksaan (Hefsek taharah), jika saksi / indikator (kain sangat lembut) keluar berlumuran darah⇒ Niddah Min HaTorah. (karena ada keraguan tentang asal-usul darah (rahim atau tidak)).

f) Jika seorang wanita tidak serius memeriksa dirinya dengan indikator dan menemukan darah. Darah mungkin tidak dari dalam⇒ Niddah Miderabanan. Jika seorang wanita memiliki keraguan tentang sensasinya atau apa yang dirasakannya dan menemukan apa-apa selama verifikasinya, dalam hal ini dia tidak Niddah, dia murni. Bahkan jika ini terjadi malam itu dia harus memiliki periode dan bahkan jika dia biasanya memiliki siklus periode tertentu.

4) Jika seorang wanita menemukan titik merah lebih dari 2 cm lebar di underwears putihnya, maka dia Niddah miderabanan. Di sisi lain, jika tempat itu ditemukan di underwears berwarna nya, dan karena itu dia tidak melihat noda, dia tetap murni.

Peringatan : Ini hanya berlaku jika wanita tidak merasakan sensasi rahim terbuka

5) Jika seorang wanita menemukan titik/noda setelah memiliki hubungan dengan suaminya, ia menjadi Niddah miderabanan. Namun, jika titik / noda berdiameter kurang dari 2 cm atau jika noda ditemukan di kain non-putih (kain warna), dia tetap murni.

BAB 2 : MOMEN DIMANA WANITA TETAP MURNI MENGIKUTI SENSASI dari RAHIM TERBUKA

1) Jika seorang wanita merasa sensasi pembukaan rahim selama periode pentahiran. Dia akan melakukan Hefsek taharah rutin (cek pentahiran) dan jika setelah pemeriksaan, dia hanya menemukan cairan yang berwarna putih, atau hijau, atau kuning maka dia tetap murni. Memang, ini benar bahkan jika cairan-cairan tersebut keluar dari rahimnya. Warna-warna ini tidak menyebabkan seorang wanita menjadi Niddah

2) Setelah seorang wanita telah melakukan Hefsek taharah (cek pentahiran) tiga kali mengikuti sensasi pembukaan rahim dan dia masih menemukan tanda-tanda atau warna yang mengindikasi pentahiran, dia tidak perlu terus memeriksa dirinya. Ini adalah jelas lebih kepastian dalam generasi kita, di mana wanita mengenakan pakaian, saat ini seorang wanita akan mungkin sering tidak perlu untuk pemeriksaan untuk mengetahui kapan dia mendapat periodenya. Sebagai noda darah akan sangat jelas di pakaiannya.

3) Seorang wanita akan tetap murni, jika dia merasa sesuatu yang mirip dengan pembukaan rahim biasanya berhubungan dengan awal periode, tapi gagal untuk menemukan darah apapun, adalah benar setelah tiga Hefsek Tahara (verifikasi) berturut-turut.

BAB 3 – TERLAMBAT PEMERIKSAAN, CARA UNTUK MEMERIKSA DIRI SENDIRI, WANITA HAMIL

1) Jika seorang wanita belum memeriksa dirinya segera setelah merasakan sensasi pembukaan rahim (yang tidak dianjurkan), dia tidak diizinkan untuk suaminya sampai setelah Hefsek taharah (cek pentahiran), kecuali dia sudah memiliki kepastian kemurnian (setelah 3 pemeriksaan berturut-turut). Untuk rincian lihat halacha sebelumnya.
Namun, setelah itu, jika dia hanya melakukan verifikasi 24 jam kemudian setelah sensasi dan ditemukan warna cairan yang menunjukkan kemurnian, maka dia murni. Di sisi lain, jika dia tidak menemukan apa-apa sama sekali, maka ia menjadi najis karena keraguan.

2) Jika seorang wanita yang memiliki sensasi pembukaan rahim dan menemukan setelahnya beberapa saat kemudian titik noda kering pada poin tidak bisa lagi dilihat dengan jelas, tapi ia akan berpikir bahwa itu adalah warna yang menunjukkan kemurnian, dalam kasus ini bahwa ia tetap murni

3) Bagaimana seharusnya seorang wanita melakukan verifikasi kemurnian (tahir)? Ketika seorang wanita memeriksa dirinya setelah sensasi pembukaan rahim, ia harus terlebih dahulu, mulai dengan menyeka dirinya dari dalam ke luar (menyeka keluar)....

a) Jika dia menemukan suatu zat (cair) dari warna yang mengindikasi kemurnian (tahir), dia murni.
b) Jika dia tidak menemukan apa-apa, dia kemudian harus memeriksa lebih dalam dan lebih teliti.
-  Jika dia tidak menemukan apapun, dia Niddah (najis/tidak muni)
- Jika dia menemukan zat (cairan) dari sebuah warna yang mengindikasi tahir, dia murni

4) Seorang wanita hamil atau menyusui yang terasa sensasi pembukaan rahim dan jika setelah memeriksa menemukan tidak ada yang tersisa murni seperti kedua tipe perempuan biasanya memiliki kepastian ('Hazaka) menjadi bebas dari aliran darah.
Namun, jika mereka memiliki perasaan sensasi pembukaan rahim, mereka harus melakukan verifikasi yang sama, karena dalam beberapa kasus mereka masih dapat dianggap Niddah (contoh: jika mereka menemukan suatu zat yang dianggap darah kotor). Hal ini jelas namun jika mereka menemukan zat dari warna yang mengindikasikan tahir, maka mereka tetap murni.

BAB 4 – HUKUM HEFSEK TAHARAH DAN 7 HARI PEMURNIAN

1) Verifikasi Hefsek Tahara (gangguan pemurnian). Ketika wanita mengetahui darah yang keluar dari rahimnya, dia mengalami gangguan pemurnian, dia akan dapat memurnikan dirinya lagi dari kenajisannya hanya setelah menghitung tujuh hari murni (hari dimana bersih dari aliran darah) dan kemudian membenamkan dirinya di kosher mikveh.
Namun, sebelum dia mulai menghitung tujuh hari bersih, dia akan harus menunggu sampai haid berhenti untuk menandai pemisahan antara penghitungan hari najis dan tujuh hari bersih (murni). Lalu ia akan memeriksa dirinya: ini adalah Hefsek taharah.

Prosedur: Pada hari yang darahnya berhenti, dia akan memeriksa dirinya dengan benar dengan pakaian bersih dan mulai menghitung tujuh hari pentahiran hari berikutnya. Hari pertama dari Hefsek taharah tidak dihitung sebagai bagian dari tujuh hari pemurnian.
Contoh: Jika seorang wanita memiliki Hefsek taharah pada hari Minggu, dia akan mulai menghitung dari hari Senin dan pada akhir tujuh hari kemurnian (Minggu malam, Lihat bab 7, 5)), Lalu ia membenamkan dirinya dalam kosher mikveh dan menjadi murni lagi.

2) Jumlah hari yang harus mengawali Hefsek Taharah

a) Walaupun seorang wanita telah berhenti melihat darah, dia akan mulai menghitung tujuh hari pentahiran hanya setelah minimal empat hari. Alasan untuk ini adalah bahwa: Tujuh hari pentahiran harus murni dan bebas dari penolakan sperma. Memang, diyakini bahwa jika seorang wanita telah melakukan hubungan intim dengan suaminya di saat dekat dengan siklusnya, dia bisa menolak sperma bahkan empat hari setelahnya. Dan Hal ini juga jelas bahwa jika dia masih terus kehilangan darah setelah empat hari, dia akan harus menunggu akhir dari aliran darahnya dan mulai menghitung tujuh hari. Saudara-saudara kita Ashkenazim ketat dalam hal ini, mereka selalu menunggu lima hari sebelum mereka mulai menghitung tujuh hari pentahiran. Wanita-wanita yang mengambil atas diri untuk mengikuti cara Ashkenazi harus melakukan Atarat Nedarim (Pembatalan sumpah). Namun, jika dia bersikap begitu percaya dengan pasti bahwa ini adalah Halacha, maka dia tidak akan perlu melakukan Atarat Nedarim.

b) Perempuan harus ketat dan menunggu selalu setidaknya minimal empat hari, khususnya jika dia berhubungan intim dengan suaminya dalam waktu dekat periodenya. Tapi jika dia tidak berhubungan intim dengan suaminya dalam tiga hari sebelumnya siklus, dia mungkin melakukan Hefsek Tahara hari yang sama dia berhenti melihat darah, bahkan jika itu hanya aliran satu hari. The Ashkenazims mengabaikan saran ini dan masih menghitung 5 + 7 apakah dia telah berhubungan intim sebelum atau tidak (dan itu benar bahkan jika suami berada di luar kota).

c) Jika seorang wanita menemukan titik najis darah tanpa mendapati sensasi apapun (sehingga tidak mungkin periodenya): Jika dia berhubungan intim sebelum itu, itu baik untuk menjadi ketat dalam hal itu dan melakukan Hefsek taharah empat hari setelahnya semisal ada kasus (issur Miderabanan: Lihat Bab I, d.)). Jika dia tidak berhubungan intim empat hari sebelumnya untuk itu, maka ia bisa menghitung tujuh hari pentahiran dengan segera. Saudara-saudara kita Ashkenazim yang ketat ketika berada dalam kasus ini (5 + 7).

d) Bahkan Ashkenazims bisa mendasarkan tradisi mereka pada Maran (penulis Sephardic Shulchan Aruch) Jika dokter mengatakan bahwa seorang wanita yang menghitung lima hari hilang ovulasinya atau jika menstruasinya dimulai segera setelah lima hari. Dalam kasus apapun, dia harus mencari nasihat dari otoritas Rabi.

e) Dimana seorang wanita tidak akan harus menunggu beberapa hari sebelum Hefsek taharah ketika seorang wanita melihat darah, apakah Hefsek taharah, mulai menghitung tujuh hari dan sementara menghitung, dia melihat darah. Dalam kasus seperti itu, dia tidak harus menunggu empat atau lima hari sebelum mengulangi Hefsek taharah, dia bisa mulai menghitung tujuh hari pentahiran segera ketika darah berhenti. Dan ini berlaku untuk kedua pihak Sefaradim dan Ashknazim. Demikian pula jika ia melihat darah pada malam hari dari Mikvah, sebelum berhubungan intim dengan suaminya, dia bisa melakukan Hefsek taharah keesokan harinya dan menghitung kembali tujuh hari. Ini juga berlaku untuk wanita yang melihat noda najis karena keperawanannya, jika setelah 3 atau 4 hari dia melihat noda darah yang lain: dia bisa melakukan Hefsek taharah pada hari yang sama.

f) Ketika seorang wanita telah melakukan hubungan intim dengan suaminya dan melihat darah beberapa hari setelah itu, dia bisa melakukan Hefsek taharah dan segera kemudian menghitung tujuh hari. Dia hanya perlu pertama me-lap dirinya dengan kain lembut untuk menghilangkan sperma dari dalam atau dengan mencuci dalamnya dengan air hangat seperti mandi air panas. Namun akan lebih baik untuk melakukan kedua hal tersebut. Kemudian, dia bisa mulai menghitung tujuh hari pentahiran hari berikutnya. Ashkenazim bagaimanapun, adalah lebih ketat.

g) Bersiap untuk memeriksa Hefsek taharah. Dianjurkan bagi wanita untuk mencuci baik sebelum melakukan Hefsek, khususnya bagian-bagian pribadinya. Dalam situasi di mana dia tidak menemukan air, ia dapat memeriksa diri sendiri tanpa mencuci. Setelah selesai, dia harus berganti underwear dan mengenakan yang bersih dan putih ia harus telah diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada noda darah di atasnya. Dia juga harus mengganti seprai dan menempatkan pada yang putih bersih di tempat tidur. Jika seorang wanita rentan terhadap noda dan ketakutan untuk menemukan apapun, dia bisa mengenakan underwear berwarna yang tidak akan menerima ketidakmurnian noda. Dia bisa melakukan hal yang sama untuk sprei.

h) Waktu dari Hefsek taharah. The Hefsek taharah harus dilakukan pada akhir hari, dari plag Hamincha. Wanita itu harus memeriksa dirinya sebelum matahari terbenam. Disarankan bahwa dia meneliti dirinya ½ jam sebelum matahari terbenam (shkiya) karena jika dia menemukan noda, dia masih akan punya waktu untuk memeriksa dirinya lagi sebelum matahari terbenam dan dia dapat melakukannya dengan memeriksa dengan kain yang super lembut dan ia sangat bersih dari segala noda. Dalam kasus dia lupa untuk melakukan pemeriksaan sebelum shkiya dan dia melakukannya setelah "hashmashot Bein" (periode waktu antara matahari terbenam dan muncul dari bintang-bintang), hasilnya akan divalidasi kemudian (Bedi Haavad) dan dia bisa mulai menghitung tujuh hari pada hari berikutnya.

i) Jika seorang wanita terbiasa untuk berdoa Arvit setiap malam sebelum matahari terbenam (dengan minyan) dia harus melakukan Hefsek taharah sebelum ia berdoa. Namun, jika dia berdoa Arvit sebelum memeriksa dirinya, dia dapat melakukan Hefsek taharah sebelum shkiya (Bedi Haavad). Demikian pula, jika ia telah menyalakan lilin Sabat sebelumnya, dia bisa diperiksa sebelum shkiya dan dia bahkan bisa melakukannya pada saat munculnya bintang-bintang, hanya jika tidak ada solusi lain.

BAB 5 - KAIN VALID UNTUK HEFSEK TAHARAH 7 HARI PEMURNIAN.

1) Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan kain putih bersih yang sangat lembut; atau kain katun putih. Dalam kasus di mana wanita hanya dapat menemukan kain warna, dapat digunakan asalkan tidak merah atau hitam dan yang cukup jelas untuk mendeteksi darah. Demikian pula, itu diperbolehkan untuk diverifikasi dengan kertas putih (Bedi aavad).

2) Dalam kasus dimana sulit baginya untuk memverifikasi dirinya dengan kain kering, dia bisa membasahinya sebelum digunakan. Tapi dalam kasus tidak harus yang memeriksa dengan jari, bahkan Bedi aavad. Jika dia perlu melakukan pemeriksaan pada Sabat, itu bagus untuk menjadi ketat dan tidak harus merobek kain katun.

BAB 6 - PROSEDUR DARI HEFSEK TAHARAH – BAGAIMANA CARANYA

1) Sebelum memeriksa dirinya sendiri, ia harus terlebih dahulu memastikan bahwa kain atau tisu yang dia berniat untuk menggunakan adalah saksi yang cocok untuk verifikasi ini. Kemudian dia akan membungkus kain di sekitar jarinya, dan dorong ke kedalaman dan mengubahnya ke segala arah. Jika kain keluar bersih, pemeriksaannya adalah murni dan dia mungkin mulai menghitung tujuh hari pentahiran hari berikutnya. Jika tidak, ia akan mencuci dan memulai kembali proses ini sampai saksi(kain) keluar bersih (Dia bisa melakukan hal ini beberapa kali di hari yang sama sampai matahari terbenam, atau hari berikutnya).

2) Hefsek taharah (meneliti) harus dilakukan sebagai berikut: Wanita itu akan memasuki kain menyaksikan dalam ré'hèm (vaginanya) memasukkan itu ke dalam ke dalam lubang dan celah, sejauh mana organ suaminya biasanya mencapai selama hubungan mereka, itu tidak cukup dalam hal apapun untuk hanya mendorong ke dalam, keluarkan, dan hanya membersihkannya, ia harus menyeka dirinya dengan baik di dalam. Namun, jika ia berhasil memeriksa dan membersihkan baik di celah-celah dan lubang, itu akan dianggap sebagai bedika (pemeriksaan) yang valid. Aturan ini juga akan berlaku untuk wanita yang menderita sakit selama pemeriksaan di dalam. Dan itu jelas juga akan berlaku untuk pengantin perawan muda untuk melakukan pemeriksaan pertamanya sebelum pernikahan. Dan untuk siapa pun tidak dapat melakukan pemeriksaan yang tepat karena setiap kali dia melakukan sebuah pemeriksaan darah muncul, dia harus berkonsultasi dengan otoritas Rabbi.

3) Akan lebih baik jika dia meletakkan kaki di lantai dan yang lainnya di kursi untuk lebih mengkaji dirinya. Namun hal ini bukan merupakan kewajiban menurut halacha.

4) Jika seorang wanita melakukan Hefsek taharah dan kain tahara keluar tercemar dengan darah, dia bisa mencuci kembali di dalam dan menyeka dirinya sendiri dengan baik, dia akan dapat melakukan pemeriksaan lain. Jika kain tahara keluar bersih, maka kita dapat memvalidasi Hefsek taharah. Dan dia benar-benar dapat mengulangi proses ini sampai dia mendapati kain tahara bersih. Namun, dia harus berhati-hati untuk menyelesaikan Bedika sebelum shkiya. Jika seorang wanita memiliki luka terbuka di daerah yang mencegah dia dari melakukan pemeriksaan yang tepat, ia kemudian harus berkonsultasi dengan otoritas Rabi.

5) Jika seorang wanita memiliki IUD (cincin dimasukkan ke rahimnya untuk tujuan kontrasepsi) setelah otorisasi Rabbinic, dia akan melakukan Hefsek taharah dan menghitung 7 hari pemurnian biasanya tanpa mempertimbangkan IUD. Dia tidak akan diwajibkan untuk melepas. Tapi seorang wanita yang menggunakan kondom untuk perempuan harus melepas mereka sebelum memeriksa dirinya. Dan bahkan dalam retrospeksi, jika dia lupa untuk melepas, dia harus melepasnya dan mengulang pemeriksaanya dari awal. Namun, jika dia lupa untuk melepasnya dan tidak ingat hanya setelah Mikveh, ia tidak akan diwajibkan untuk memeriksa kembali dan menghitung kembali: ia menjadi tahir.

6) Ketika memverifikasi untuk memastikan bahwa kain yang cocok untuk berbagai pemeriksaan (apakah itu adalah kain untuk Hefsek dan / atau kain untuk 7 hari) itu akan dilakukan di siang hari untuk benar mendeteksi jejak darah atau noda potensi saksi (kain tahara). Namun, listrik memiliki status yang sama seperti siang hari. Oleh karena itu ia dapat memverifikasinya dengan lampu listrik. Bahkan jika dia memverifikasi saksi(kain tahara) potensial dengan cahaya lilin, dapat memvalidasi. Semua ini berlaku ketika saksi keluar bersih. Namun jika ia (kain) keluar tercemar, itu akan lebih baik untuk mengandalkan siang hari karena lampu listrik dapat mendistorsi warna kontrol.

BAB 7 - MEMASUKAN MOCH DACHUK SELAMA BEIN HA-SHMASHOT

1) Selalu baik terutama lebih ketat dan melanjutkan sebagai berikut: setelah pemeriksaan hefsek taharah dengan bedikah bersih sebelum matahari terbenam, dia harus memasukkan indikator lain juga dikenal sebagai Moch dan meninggalkannya di saat bein hashmashot (periode waktu antara matahari terbenam dan muncul dari bintang pertama). Dengan demikian, prosedur ini akan menghapus keraguan yang mengganggu. Namun demikian, jika sulit untuk menjaga Moch di periode waktu, baik karena rasa sakit atau rasa takut itu menyebabkan pendarahan yang tidak terkait; dalam kasus itu maka, ia bisa menanggalkan Moch. Aturan ini berlaku juga dalam kasus pengantin perawan yang melakukan Hefsek taharah sebelum pernikahannya.

2) Ketika seorang wanita memasukkan Moch dan menyimpannya di seluruh waktu bein hashmashot, dia tidak perlu mendorong ke dalam sepenuhnya. Adalah baik bahwa Moch ditempatkan beberapa menit sebelum matahari terbenam dan tetap di sana sampai bintang-bintang pertama muncul.

3) Ketika seorang wanita menemukan titik najis tanpa sensasi apapun (miderabanan) itu tidak akan dibandingkan dengan wanita yang sedang haid. Menurut halacha, ia hanya perlu untuk memeriksa dirinya dengan baik sebelum matahari terbenam tanpa melanjutkan ke Moch dachuk.

4) Ketika seorang wanita menempatkan Moch dachuk (seperti bedikah tetapi lebih tebal), dia tidak bisa pergi keluar di jalan dengan itu selama Sabat kecuali ada eruv di area kotanya.

BAB 8 - PERILAKU WANITA SETELAH BEDIKAH DARI HEFSEK TAHARA

1) Setelah Hefsek, dia harus memeriksa underwear bersihnya untuk menghindari kebingungan dengan noda darah sebelumnya, dia tidak harus menempatkan setiap kain bernoda setidaknya sampai akhir nekihims shiva (tujuh hari pemurnian). Verifikasi ini juga harus dilakukan dengan sprei, selain underwearnya.
Namun, jika seorang wanita rentan untuk memiliki noda di semua pakaiannya, selama tujuh hari, dia mungkin memakai pakaian warna. Dia juga dapat menggunakan sprei warna untuk tempat tidurnya. Mengingat bahwa noda daripadanya akan menandakan najis.
Dalam kasus bahwa dia menemukan noda tanpa perasaan atau sensasi, ia dapat terus menghitung secara normal.

2) Jika seorang wanita terus didapati noda pada underwearnya selama 7 hari, hari-harinya dihitung adalah sampai divalidasi.

BAB 9 - PEMERIKSAAN DARI TUJUH HARI PEMURNIAN

1) - Setiap orang dari 7 hari pemurnian, wanita harus memeriksa dirinya dan memeriksa pakaiannya, terutama dua kali sehari (sekali di pagi hari dan sekali di petang hari sebelum matahari terbenam).
Jika shkiya tersebut sudah berlalu sebelum hari kedua Hefseknya, dia bisa melakukannya selama bein hashmashot.
- Jika seorang wanita hanya memeriksa dirinya pertama dan hari ketujuh, masih memvalidasi seolah-olah dia telah melakukannya setiap hari, dan kemudian bisa pergi ke Mikveh. Namun, jika seorang wanita belum memeriksa dirinya bahkan tidak pada hari pertama dan hari ketujuh, penghitungan nya tidak berlaku, dia harus memulai kembali menghitung dari nol.
Jika seorang wanita memiliki luka atau jika dia menderita ini setiap hari pada pemeriksaan diri, dia dapat melakukan pemeriksaan pada hari pertama dan terakhir saja; tetapi jika sulit untuk memeriksa dirinya sama sekali, bahkan di dua kali saja, dia harus berkonsultasi dengan otoritas Rabbi.

2) Jika seorang wanita memeriksa dirinya dengan Moch Dachuk dan hari berikutnya, lupa melakukan pemeriksaan, dia akhirnya bisa menghitung Moch sebagai pemeriksaan hari pertamanya.

3) Jika seorang wanita ditemukan noda najis tanpa sensasi (kasus miderabanan), dia harus melakukan hefsek taharah dan menghitung tujuh hari pemurnian seolah-olah akhir dari menstruasinya. Namun, bahkan jika dalam hal ini dia hanya melakukan hefsek dan memeriksakan diri pada hari pertama saja, atau kemudian membuat hefsek dan memeriksakan diri pada hari ketujuh saja, dia bisa pergi ke Mikveh, meskipun dalam acara yang sama mengikutinya periode yang normal ini akan dilarang.

4) Jika seorang wanita belum memeriksa dirinya mengikuti Hefsek taharah sampai delapan hari kemudian, ia harus mempertimbangkan hari itu sebagai hari pertama dan harus menambahkan 6 hari lagi.

5) Jika seorang wanita tidak memeriksa dirinya sampai hari yang ketiga, ia harus menghitung hari ketiga sebagai hari pertama jika dia bahkan tidak melakukan Moch Dachuk. Demikian juga bagi wanita yang tidak memeriksa hari ketujuh, dia harus memeriksa dirinya di hari ke-8.

6) Semua kondisi yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya dalam hal indikator Hefsek taharah semua berlaku untuk pemeriksaan dari tujuh hari pemurnian.

BAB 10 - PERILAKU WANITA SELAMA 7 HARI PEMURNIAN

1) Hal ini dibolehkan bagi wanita selama nekihim shiva untuk mencuci tubuhnya dalam bak air panas. Dan tidak ada rasa takut bahwa air akan membuat darah menghilang. Dia bahkan diizinkan untuk memasukkan aliran air shower jet dalam dirinya.

2) Tidak ada kewajiban bagi seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan lebih dari yang diwajibkab secara Halacha. Umumnya, semakin banyak seseorang melakukan pemeriksaan , adalah lebih baik. Namun, dia dilarang untuk melakukan pemeriksaan ketika dia dalam keadaan murni, terutama tepat sebelum hubungan intim atau bahkan setelah. Larangan ini berasal dari ketakutan para Bijak 'bahwa suami datang untuk meragukan dan mengatakan bahwa jika dia melakukannya lagi, mungkin itu adalah bahwa ia mungkin telah merasakan sesuatu.
BAB 11 – KESALAHAN DALAM PERHITUNGAN CHIVA NEKIHIM

1) Jika seorang wanita secara keliru memotong pendek 7 hari pemurnian, dan salah pergi ke Mikveh 1 atau 2 hari sebelumnya, dia harus pergi kedua kalinya ke Mikveh pada akhir yang benar dari 7 hari hitungan pemurnian. Aturan ini berlaku ketentuan bahwa dia tidak memiliki hubungan dengan suaminya antara yang pertama dan kedua dari Tevilah ¨yang benar¨

2) Jika dia melakukan hubungan intim setelah Mikveh "salah" yang pertama, dia harus menambah 4 hari di atas nekihim shiva dan kemudian ia akan diizinkan untuk melakukan Mikveh kedua. (4 hari untuk sperma keluar + hari-hari yang hilang = 5 hari minimum). Solusi: Untuk menghindari penghitungan selama 4 hari, ia harus mencuci dengan baik secara menyeluruh untuk mendapatkan sperma keluar dan dengan demikian ia akan dapat menambahkan hanya pada hari-hari yang hilang.

3) Jika seorang wanita membenamkan diri (ritual Mikveh) pada hari yang tepat, tapi tevilah tidak kosher (contoh .: karena fakta bahwa dia lupa untuk melepaskan cincinnya, dll ...), dalam kasus itu, ia dapat kembali ke Mikveh kapanpun selagi sempat, tapi semakin cepat, semakin baik.

4) Jika seorang wanita memiliki keraguan tentang hitungannya yang benar, seperti lupa kapan hari pertama, ia harus kemudian menambahkan satu hari lagi dalam kasus najis secara Deoraita (dilarang menurut Taurat), kami jelas kurang toleran ketika larangan adalah perintah Taurat. Namun, jika larangan tersebut derabanan (dilarang oleh para Bijak/guru kami pada jaman dahulu kala), dia bisa pergi ke Mikveh terlepas dari keraguan.

5) Jika seorang wanita terganggu penghitungan dari nekihim shiva, baik karena fakta bahwa suaminya tidak akan kembali segera dari perjalanan, tapi ia kembali, atau terjadi pertikaian antara pasangan, ketika mereka akhirnya berdamai, dia harus menghitung kembali dari nol shiva nekihim.

6) Jika seorang wanita ditemukan noda darah selama tujuh hari pemurnian dan mengesampingkan hal itu untuk berkonsultasi pada Rabbi 1 atau 2 hari kemudian, mengingat bahwa dia murni ketika hal itu terjadi, ia dapat melanjutkan penghitungan tanpa mempertimbangkan interupsi.

BAB 12 – KETIKA DATANG WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBENAMKAN DIRINYA

1) Adalah terlarang bagi wanita Niddah untuk menunda tevilah, ketika suaminya di kota, ia harus memenuhi mitzvah bersiap-siap untuk ke Mikveh tepat waktu untuk mencegah pembatalan mitzvah lainnya tentang kewajibannya untuk memenuhi kewajiban sebagai istri dan untuk mempuyai keturunan. Hal ini ditulis (Eruvin hal.63) yang mana Yehoshua Bin Nun dihukum karena ia mencegah seseorang dari melihat istri mereka satu malam. Bahkan jika ada pertikaian antara suami dan istri, ia tidak memiliki hak untuk menjauhi suaminya untuk membuat dia menderita. Namun, jika ada alasan yang valid (penyakit diantara yang lain atau jika dia tidak ingin anak-anak yang masih kecil mengetahui tentang tevilah, dia kemudian dibiarkan untuk menundanya dengan persetujuan suaminya), dalam keadaan seperti itu, tevilah dapat selalu ditunda. Hal ini juga selalu baik untuk berkonsultasi dengan Rabi.

2) Semua ini berlaku ketika suami sedang berada di dalam kota. Tapi jika dia pergi dan jika ia hanya kembali dalam beberapa hari atau beberapa minggu, dia tidak berkewajiban untuk membenamkan dirinya (di Mikveh).

3) Hukum dari Tevilah untuk malam Jum´at (Shabat):

a) Jika air mikveh panas atau hangat hal ini dibenarkan membenamkan selama "bein hashmashot"; Namun, jika itu tidak mungkin, dia harus tetap membenamkan dalam air mengingat bahwa dia tidak diizinkan untuk menunda tevilah tersebut.

b) Jika air dalam Mikveh dingin, dia membenamkan diri tanpa masalah.

c) Pemilihan waktu dari Tevilah:
- Jum´at petang setelah matahari terbenam dalam air dingin, hangat atau panas
- Jum´at petang setelah munculnya bintang dalam air hangat,
- Jum´at petang setelah munculnya bintang dalam air panas.

d) Jika seorang wanita membenamkan diri sebelum Shabbat (Jumat malam) atau selama senja (Bein hashmashot), dia harus mencuci rambutnya dan menyisirnya sebelum Shabbat mendekati waktu tevilah. Setelah tevilah itu, dia harus sangat berhati-hati untuk mengeringkan rambutnya dengan sangat lembut.

e) Jika tevilah jatuh pada Jumat malam bersamaan dengan 9 Av, dia akan diizinkan untuk membenamkan dirinya pada malam yang sama, mengingat bahwa itu adalah normal Shabbat, karena puasa telah ditunda.

4) Hukum Sabtu malam tevilah: Seorang wanita harus sangat berhati-hati untuk tidak mempersiapkan apa-apa untuk tevila sebelum akhir Shabat.

5) Dilarang membenamkan diri pada hari ke-7 saat itu masih siang hari. Kita harus menunggu matahari terbenam pada malam hari ketujuh dari nekihim shiva untuk membenamkan diri, mengingat bahwa matahari terbenam sudah akan menjadi awal dari hari ke-8. Dia tidak akan mampu menyentuh suaminya pula sebelum malam tiba. Oleh karena itu akan lebih baik baginya untuk membenamkan pada waktu itu. Tidak ada perbedaan dalam hal ini antara seorang wanita yang najis karena noda darah deoraita dan najis karena noda derabanan. Hal ini juga sama untuk seorang wanita yang kehilangan darah keperawanannya. Namun, jika seorang wanita keliru membenamkan diri sebelum matahari terbenam sementara itu dilarang, ia tidak akan dipaksa untuk membenamkan dirinya di mikveh kedua kalinya.

6) Pengantin baru: Jika pengantin melakukan tevilah pra-nikah, dia dapat melakukannya pada hari ke-7 selama siang hari.

7) Ketika seorang wanita diperbolehkan untuk membenamkan pada hari ke-7: Dalam kasus keadaan utama yang akan mencegah seorang wanita dari melakukan tevilah setelah matahari terbenam dan bahwa dia juga akan tahu bahwa dia tidak akan mampu melakukannya pada hari ke-8 di petang hari , atau pada hari ke-9, maka ia akan diizinkan untuk melakukannya pada hari ke-7 asalkan mendekati waktu matahari terbenam, dalam kasus ini dia tidak harus pulang sebelum muncul dari bintang-bintang, maka akan dilarang baginya untuk menyentuh suaminya sebelum waktu itu.

8) Situasi gawat apakah kiranya yang akan mengijinkan wanita untuk melakukan tevilah pada hari ke-8 pada siang hari? Adalah sebagai berikut : sakit, dirampok, dicuri, dijarah, cuaca dingin, mikveh jauh, larut malam, atau wanita yang menginginkan untuk menyembunyikan tevilah dia dari mata yang penasaran. Dalam kasus ini, dia mungkin membenamkan pada hari ke-8 bahkan di sore hari. Peringatan: pengecualian ini hanya berlaku dalam situasi yang gawat, sebaliknya itu dinyatakan dilarang untuk membenamkan pada hari ke-8 dan hari ke-9 hari demi hari sehingga putri kita tidak mengembangkan kebiasaan buruk dan datang untuk membenamkan diri pada situasi normal pada hari ke-7 sebelum matahari terbenam.

9) Jika seorang wanita melakukan tevilah dan 2 atau 3 hari kemudian ditemukan bahwa itu bukan kosher mikveh, dia harus mengulang melakukanya hanya pada waktu malam.

10) Jika seorang wanita melakukan tevilahnya pada hari ke-8 pada siang hari, yang merupakan waktu yang paling nyaman baginya karena keadaan, dia tidak akan diizinkan untuk berhubungan intim dengan suaminya sebelum malam tiba. Namun, mereka mungkin bisa dekat satu sama lain, dan bahkan melewatkan objek satu sama lain. Meskipun demikian, itu akan lebih baik jika dia pulang hanya pada malam hari setelah mikveh tersebut. Di sisi lain, jika seorang wanita melakukan tevilahnya pada siang hari pada hari ke-7, yang mana dilarang, dan jika dia pulang ke rumah setelah membenamkan dirinya pada hari terlarang, dia tidak diperbolehkan untuk mendekati suaminya dengan cara apapun sebelum malam tiba.

BAB-13 : MEMBENAMKAN DIRI, BRACHA DAN PERILAKU SETELAH TEVILAH

1) kasus membenamkan diri : Ketika seorang wanita adalah Niddah, satu-satunya cara baginya untuk memurnikan dirinya adalah dengan membenamkan diri pada kosher mikveh. Hal ini juga berlaku bagi wanita yang baru saja melahirkan. Bahkan jika bertahun-tahun telah berlalu sejak terakhir kali dia Niddah (terakhir kali dari masa haidnya). Setiap orang yang memiliki hubungan intim dengan wanita Niddah akan Hayav Karet (melenyapkan jiwanya dari sumbernya=jiwa dipotong oleh Hashem saat itu juga, disurga, dan didunia yang akan datang tidak memiliki tempat), keduanya akan bersalah Hayav Karet di setiap kali mereka saling bersentuhan secara intim. Hukuman berat ini terjadi pada keduanya baik suami dan istri yang sedang Niddah. Dan ini berlaku bahkan jika dia mencuci diri di bak mandi atau shower dan menuangkan pada dirinya semua air di dunia, ia masih akan tetap Niddah.


2) Berkat dari Tevilah: berkat harus dikatakan sebelum Tevilah sebenarnya. Dia harus mengatakan berkat dengan jubah mandinya di luar ruangan tempat mikveh berada (di luar di aula kecil), kemudian melepaskan jubah mandi dan pergi ke mikveh tanpa gangguan. Itu adalah kebiasaan Sefaradim, menurut Maran, penulis Shulchan Aruch. Ashkenazim bagaimanapun, mengatakan Bracha di mikveh tersebut. Hanya dalam kasus ketika air dari Mikveh hangat, maka mereka melakukan seperti yang kita lakukan, membaca Bracha diluar. Ini adalah brachah yang harus ia katakan, :

Kita tidak melakukan "Shehecheyanu" di Tevilah pertama.

Peringatan 1: Jika seorang wanita telah menemukan noda najis tanpa sensasi, dia harus membenamkan dirinya dengan Beracha meskipun, ia najis, menurut derabanan. Memang, karena ada keraguan tentang sumber darah (dari rahim atau tidak), orang Bijak kami telah memutuskan bahwa dia harus melakukan Tevilah

Peringatan 2: Pengantin yang memiliki mitzvah hubungan intim pertamanya, apakah ia melihat darah keperawanannya atau tidak, dia harus mengatakan Beracha sebelum membenamkan dirinya.

3) Perilaku wanita setelah Tevilah :

Setelah melakukan Tevilahnya, seorang wanita harus berusaha untuk bertemu dengan teman wanitanya dan menyentuhnya. Memang dia tidak seharusnya menyentuh saat pertama setelah Tevilah adalah dengan binatang, atau goy, atau seorang Yahudi yang tidak membaca Shema. Dan jika dia pernah memiliki kejadian seperti itu, sebagai kontak pertama, setelah Tevilah satu dari orang-orang ini, maka ia harus mengulang Tevilah, tapi tanpa Beracha.

Tidak ada larangan bagi seorang wanita untuk mandi segera setelah perendaman, jika dia begitu menginginkannya.

BAB-14 : PERILAKU PRIA DAN WANITA SELAMA PERIODE PEMISAHAN

Pria memiliki kewajiban untuk memisahkan diri dari istrinya sampai setelah Tevilah.
Menurut beberapa master kontemporer kita termasuk Maran, penulis Shulchan Aruch, larangan untuk menyentuh istrinya ketika dia Niddah, apakah itu sebuah sentuhan kasih sayang atau tidak; dilarang dalam Taurat. Itulah alasan mengapa orang Bijak kami telah menetapkan hukum-hukum pemisahan serta beberapa hambatan

1) Pria harus berhati-hati untuk tidak berperilaku meremehkan pada istri, ketika dia Niddah, atau ia berbicara dengannya tentang hal-hal intim selama periode pemisahan ini.

2) Hal ini dibolehkan bagi seorang pria untuk diisolasi di sebuah ruangan dengan istrinya bahkan selama periode ini, sejak ia telah melakukan hubungan intim dengan dia dan mereka akan terus melakukan hubungan intim tetap di masa depan, yang berarti, ketika mereka secara Halacah dapat saling menyentuh satu sama lain. Hanya dalam hal bahwa mereka bukan suami dan istri (apakah wanita yang sudah menikah atau tidak) dilarang untuk mengisolasi diri dengan seorang wanita yang bukan istrinya. Hal ini juga dilarang untuk pengantin pria untuk mengisolasi dirinya dengan istri barunya pada malam pernikahan jika dia Niddah karena mereka belum saling kenal.

3) Dilarang keras untuk menyentuh istri ketika dia Niddah (bahkan jari kelingking), kita bahkan tidak bisa menyentuh pakaian yang dikenakannya. Larangan ini juga untuk istri dalam hal suaminya, dia tidak bisa menyentuhnya.

4) Hal ini diperbolehkan untuk memiliki handuk bersama atau sikat gigi bersama.

5) Suami tidak diperbolehkan untuk menyerahkan objek untuk istrinya (meletakkan sesuatu di tangannya), dan juga istri tidak diperbolehkan untuk menerima atau apapun dari tangan kepadanya. Bahkan ketika pasangan menyambut tamu di rumah mereka; meskipun mereka berharap untuk tetap hati-hati, mereka masih harus menjunjung tinggi perilaku ini.

6) Jika seorang wanita memiliki kesulitan menurunkan kereta dorong bayi sendiri, suami dapat membantunya. Mereka diizinkan untuk masing-masing mengambil satu ujung dari kereta dorong, dan membawanya bersama-sama.

7) Adalah baik bahwa pria harus ketat dengan dirinya sendiri, seperti dengan tidak menyuapi makan anak mereka saat berada di pelukan istrinya, ketika dia Niddah. Namun, jika benar-benar diperlukan, ia bisa melakukannya, pastikan ia tidak menyentuh istrinya sementara ia menyuapi anak saat di lengannya.

8) Hal ini terlarang bagi seorang pria untuk mencium anaknya yang berada di pelukan istrinya ketika dia Niddah, karena merupakan tanda kasih sayang. Untuk alasan yang sama, bahwa pria tidak harus menyalakan sebatang rokok kepada istrinya, atau meminum sisa minuman di gelasnya.

9) Hal ini diizinkan untuk berteduh di bawah payung yang sama asalkan cukup besar sehingga suami dan istri tidak saling menyentuh.

10) Hal ini diizinkan untuk menawarkan perhiasan, hadiah, ..., untuk istrinya saat dia Niddah.

11) Hal ini dilarang makan dari piring yang sama saat istrinya makan ketika dia Niddah.

12) Dilarang untuk duduk atau berbaring di tempat tidurnya di mana dia tidur, bahkan jika dia tidak ada.

13) Dilarang untuk mengganti selimut istrinya sementara dia Niddah, setelah itu jatuh pada tubuhnya, ia tidak harus menyentuh selimut.

14) Hal ini diperbolehkan untuk duduk di bangku yang sama dengan istrinya bahkan jika itu sebuah ayunan.

15) Hal ini
diizinkan untuk melakukan perjalanan atau berkeliling dengan istrinya di mobil sementara dia Niddah.

16) Hal ini dibolehkan untuk melihat kecantikan istrinya sementara dia Niddah.

17) Hal ini dibolehkan untuk mendengar lagu dari istrinya sementara dia Niddah.

18) Hal ini tidak baik untuk mencium aroma parfum istrinya sementara dia Niddah, tapi diperbolehkan bagi seorang wanita untuk mencium aroma suaminya ketika dia Niddah.

BAB-15: PERSIAPAN UNTUK PERNIKAHAN : UNDANG-UNDANG TENTANG DARAH KEPERAWANAN (DAM BETULIM)

1) Ketika menentukan tanggal untuk pernikahan, tindakan pencegahan yang diperlukan yang harus diambil, untuk tidak memilih tanggal yang jatuh terlalu dekat dengan periode siklus pengantin wanita (tidak pada awal siklusnya dan tidak juga yang akhir). Dalam kasus seorang wanita yang tidak memiliki siklus tetap, dan yang bisa memiliki periodenya sengaja muncul dekat dengan tanggal pernikahan, atau jika dia rentan untuk memiliki keluarnya darah disengaja karena semua emosi terbangkitkan oleh acara pernikahan, itu akan bijaksana jika dia mengambil pil untuk menunda siklus menstruasi. Jika, bagaimanapun, meskipun semua tindakan pencegahan dia masih memiliki periodenya dimulai tak lama sebelum atau selama pernikahan, itu tidak akan menjadi alasan untuk menunda pernikahan. Dalam kasus seperti itu dia harus bersikap sebagaimana seharusnya dalam kasus Chupat Niddah (Niddah pernikahan).

2) Salah satu persiapan pernikahan adalah untuk melakukan Hefsek taharah, menghitung Shiva Nekihim dan membenamkan dirinya dalam Kosher Mikveh sebelum pernikahan, bahkan jika sudah lama sekali sejak periode menstruasi terakhir, atau bahkan jika dia pasti akan murni (yaitu seorang wanita yang telah menikah sebelumnya, atau dalam kasus menopause ...).

3) Pengantin baru harus memeriksa dirinya sebagai pra-nikah Hefsek, dia harus melakukan yang sama seperti dia akan lakukan pada saat masing-masing siklus periode yang sebenarnya. Pemeriksaan harus mencakup check di lubang dan lorong di dalam. Dalam kasus pengantin perawan, dia harus menggerakkan kain taharah yang sangat lembut ke dalam, menyeka dirinya di pancaran cahaya akan berharga. Dan hari berikutnya, ia harus mulai menghitung Shiva Nekihim dengan memeriksa dirinya baik setiap hari. Lalu ia harus pergi ke Mikveh membenamkan dirinya melakukan Tevilah pertamanya dengan Bracha. Meskipun wanita menikah harus menunggu minimal 4 hari sebelum Hefsek dan kemudian menghitung tujuh hari pemurnian, pengantin harus melakukan Hefseknya begitu dia tidak lagi menemukan darah keperawanannya. Lalu ia harus membenamkan dirinya setelah ia selesai menghitung 7 hari pemurnian.

4) Hal ini penting bagi setiap pengantin baru untuk melakukan pra-nikah Hefsek taharah tepat setelah periode terakhir sebelum pernikahan karena takut bahwa semua emosi dapat menyebabkan beberapa tetes darah muncul.

5) Bagaimanapun tanggal untuk Tevilahnya harus dipilih sedekat mungkin dengan tanggal pernikahan sebisa mungkin, itu juga akan baik untuk tidak membenamkan lebih dari empat hari sebelum pernikahan. Demikian pula, itu akan baik jika ia memeriksa dirinya setiap hari setelah mikveh sampai hari pernikahan.

6) Seorang wanita bercerai harus menunggu tiga bulan sebelum kembali menikahi pria lain untuk memastikan bahwa dia tidak hamil. Dan jika dia ingin menikah lagi setelah jangka waktu tersebut, maka ia harus menghitung tujuh hari pemurnian dalam minggu terakhir disebutkan tiga bulan dan jadi dia bisa menikah lagi.

BAB-16 : PERNIKAHAN NIDDAH

1) Hal ini diizinkan untuk menikah sementara pengantin adalah Niddah (Chupat Niddah). Namun demikian, akan dilarang untuk pasangan yang baru menikah untuk menyendiri sendiri. Pengantin wanita harus tidur dengan perempuan dan pengantin pria dengan pria sampai ia telah menghitung 7 hari pemurnian membenamkan diri dalam mikveh tersebut. Mereka mungkin tidur di rumah yang sama dengan "pendamping". Hal ini terutama pada malam hari bahwa mereka tidak harus mengisolasi oleh diri mereka sendiri, tidak ada masalah selama siang hari.

2) Jika pengantin wanita menjadi Niddah di hubungan intim pertama sementara suami belum selesai dengan hubungan intimnya (organnya tidak sepenuhnya dimasukkan dalam dirinya), maka mereka tidak diwajibkan untuk memisahkan kamar segera tetapi hanya pada akhir hubungan intim itu.

3) Jika seorang wanita menjadi Niddah setelah pendekatan fisik, dia harus berkonsultasi dengan otoritas Rabi.

4) Seorang pria diperbolehkan untuk menempatkan cincin di jari seorang wanita sementara dia Niddah di bawah chuppah pernikahan.

BAB-17 : DARAH KEPERAWANAN

1) Jika seseorang menikahi seorang Betulah (gadis perawan) ia harus memenuhi Mitzvah berhubungan intim dengan istrinya dan terus melakukannya sampai selesai meskipun ia melihat darah mengalir darinya. Dia tidak harus terpisah darinya sebelum menyelesaikan hubungan intim itu. Begitu selesai, dia akan menganggap dia sebagai Niddah. Dia kemudian dilarang menyentuhnya, ia tidak diperbolehkan untuk tidur dengan dia di tempat tidur yang sama bahkan jika mereka berdua berpakaian. Mereka harus menerapkan semua hukum yang berkaitan dengan wanita Niddah. Ini benar meskipun darah keperawanan adalah mempertimbangkan Darah Murni oleh Taurat, aturan ini adalah karena fakta bahwa Chachamim takut bahwa karena keinginan bahwa hubungan pertama setetes darah murni mungkin telah keluar dari rahimnya pada saat yang sama .

2) Ketika seorang pria menikahi seorang gadis perawan, ia harus terpisah dari dirinya setelah hubungan intim pertama bahkan jika memeriksa dirinya sendiri dan tidak menemukan darah sama sekali, ini berada di ketakutan bahwa setetes darah bisa saja hilang dan telah ditutupi oleh sperma. Ini berlaku segera setelah suami menyelesaikan hubungan intim.

3) Jika wanita menemukan darah ketika pria itu belum selesai dengan hubungan intimnya (ketika organnya tidak sepenuhnya dimasukkan ke dalam dirinya), maka mereka harus memisahkan diri. Jika dia tidak menemukan darah, mereka dapat terus mencoba kembali dengan hubungan intim kedua.

4) Jika seorang pria selesai berhubungan intim (organnya sepenuhnya dimasukkan ke dalam nya) bahkan jika ia tidak ejakulasi, mereka harus memisahkan diri, terlepas dari temuan darah temuan atau tidak.

5) Bagaimana untuk melanjutkan pemurnian setelah darah keperawanan : dia harus melakukan Hefsek taharah setelah minimal 4 hari dan menghitung Shiva Nekihim sesudahnya (4 + 7). Jika selama 7 hari pemurnian, wanita hanya memeriksa dirinya hari pertama dan hari ke-7, dia bisa membenamkan dirinya di Mikveh setelah mengingat bahwa aturan ini hanya ditetapkan oleh para Bijak.

6) Jika pengantin wanita khawatir bahwa periodenya mungkin muncul sambil menunggu empat hari sebelum menghitung Shiva Nekihim, dia mungkin melakukan Hefsek taharah pada hari setelah hubungan intim pertama. Dia harus melanjutkan sebagai berikut: ia harus menyeka dirinya juga menyeka semua sperma atau mencuci dirinya secara menyeluruh untuk alasan yang sama dengan air panas, maka ia mungkin melakukan Hefsek taharah sesudahnya tanpa harus menunggu sampai akhir dari empat hari. Akan lebih baik jika dia melakukan keduanya : cuci dan menyeka menyeluruh.

BAB-18 : HUBUNGAN INTIM KEDUA

1) Setelah hubungan intim kedua, wanita harus memeriksa dirinya sendiri lagi. Jika setelah pemeriksaan ini, dia tidak menemukan darah apapun, dia murni, dan bahkan setelah akhir dari hubungan intim ganda (di mana organ suaminya sepenuhnya dimasukkan dalam dirinya hanya saat kedua kalinya), dan bahkan jika dia merasa sakit saat hubungan intim , dia murni. Tapi jika setelah pemeriksaan ini, ia menemukan darah, dia harus terpisah dari suami, prosedur yang sama berlaku pada hubungan intim pertama. Beberapa wanita membutuhkan hubungan intim kedua untuk sepenuhnya kehilangan keperawanan mereka.

2) Jika seorang wanita menemukan darah setelah ke-3 dan ke-4 hubungan intim, dia akan dianggap Niddah sama untuk pertama kalinya.

3) Jika seorang wanita menemukan darah setelah hubungan intim pertama, dan kemudian untuk ke-2 belum ditemukan darah setiap pemeriksaan, tapi kemudian setelah itu ia menemukan noda darah pada sprei putih, dia masih dianggap murni jika noda kurang dari 2 cm, kalau tidak dia akan dianggap najis. Namun, Jika sprei berwarna, dia murni terlepas dari dimensi noda.

4) Kasus sebelumnya berlaku jika noda darah ditemukan beberapa waktu setelah hubungan kedua. Tapi jika ditemukan segera setelah hubungan intim kedua, lebih baik menjadi ketat dan melakukan Hefsek taharah dan Shiva Nekihim.

5) Hal ini dilarang untuk melakukan hubungan intim selama siang hari atau menggunakan cahaya lilin di malam hari. Namun demikian, beberapa orang percaya bahwa untuk hubungan intim pertama, itu akan diizinkan mengingat bahwa dengan hubungan intim pertama seorang wanita tidak bisa hamil (lampu ini dapat telah mempengaruhi prokreasi). Namun demikian, lebih baik untuk menjadi lebih ketat dalam hal itu.

6) Jika kamar sebelah menyala dan cahaya bersinar melalui ke kamar tidur secara tidak langsung itu diperbolehkan untuk berhubungan intim menggunakan cahaya itu.

BAB XIX: VESSATOT (SIKLUS) PENGETAHUAN TENTANG SIKLUS - APA TUJUANNYA?

Seperti yang telah kita lihat, pria harus terpisah dari istrinya saat medekati siklus menstruasi (apakah siklusnya stabil / rutin atau tidak) dan dia harus selalu memeriksa dirinya di akhir siklusnya.

SIKLUS REGULER BERDASARKAN WAKTU
Ada selang waktu yang sama antara dua siklus (yaitu setiap 28 hari)

SIKLUS BERDASARKAN BULAN
Ada wanita yang menerima periode mereka pada tanggal yang sama setiap bulan (apakah bulan ini dari 29 atau 30 hari, contoh: 3 Tishrei, 3 Cheshvan ...)



SIKLUS BERDASARKAN MINGGU
Misalnya, pada Senin ke-4 pada bulan itu, wanita memiliki menstruasi. Siklus Interval berubah Misalnya ke-29, ke-30, ke-31, ...

SIKLUS YANG KONSTAN TERGANTUNG PADA HARI BULAN INI
Misalnya, 1 Tishrei, 2 Cheshvan, 3 Kislev, ...

PERGESERAN TANGGAL SIKLUS
Misalnya, 3 Tishrei, 3 Kislev, 3 Shevat

SIKLUS SETELAH GEJALA
Wanita itu merasa sakit kepala, sakit perut, ia menguap.
Setelah 3 kali berturut-turut, jika seorang wanita memiliki menstruasi selalu setelah salah satu sensasi ini (gejala), dia memiliki siklus tetap berdasarkan sensasinya. Perasaan harus selalu sama meskipun (contoh : sakit kepala). Beberapa jenis makanan juga bisa menyebabkan perdarahan pada beberapa perempuan.

CARA MENETAPKAN SIKLUS
Siklus teratur: 3 kali selalu di tanggal yang sama atau interval dengan sensasi. Dalam kasus siklus teratur, apapun, wanita harus menjauhkan diri dari suaminya pada tanggal mendatang. Jika darah tidak datang pada tanggal diharapkan dia bisa mendekat suaminya setelahnya.

CARA MENGHAPUS (MENCABUT) SIKLUS
Jika tanggal atau interval tidak lagi rutin berikut 3 kali pada berturut-turut. Wanita itu harus memastikan bahwa tidak ada darah dengan pemeriksaan dirinya.

SIKLUS REGULER
Wanita yang memiliki siklus tetap harus hanya takut jadwal hari kedatangan periode.

SIKLUS TIDAK TERATUR
Jaman sekarang ini, mayoritas perempuan tidak memiliki siklus teratur, yang berarti bahwa haid bisa muncul tiba-tiba setiap saat. Untuk mencegah hubungan intim sementara dia Niddah, para Bijak kami telah menetapkan tiga hari aturan di mana ia mungkin cenderung melihat menstruasinya terjadi. Selama tiga hari, pasangan tidak diperbolehkan untuk memiliki hubungan intim.

TIGA HARI PRICHA (PEMISAHAN) ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
Hari pertama Pricha (pemisahan): rata-rata umum semua wanita (Ona Benonit): Perempuan biasanya memiliki periode mereka 30 hari setelah awal siklus sebelumnya. Oleh karena itu hari ke-30 akan menjadi hari pemisahan: ini adalah "periode rata-rata" (Ona Benonit)

PERHITUNGAN: Hari pertama dari siklus sebelumnya + 30 hari = hari pemisahan.
Contoh: haid pada 5 Tishrei siang hari, bulan Tishrei dengan 30 hari, 4 Cheshvan adalah hari periode rata-rata.
Hari ke-2 dari Pricha (pemisahan): hari bulan Ibrani (yom HaChodesh): Perempuan juga cenderung mengalami menstruasi pada hari yang sama pada bulan Ibrani bahwa periode sebelumnya terjadi. Para Bijak kita menentukan hari itu sebagai hari pemisahan: itu adalah "hari dari Bulan" (yom HaChodesh)

PERHITUNGAN: Periode terjadi pada 5 Tishrei siang, 5 Cheshvan adalah hari pada bulan.
Hari ke-3 dari Pricha (pemisahan): hari interval, yaitu interval antara hari periode terjadi dua periode terakhir (Yom Hahaflaga): Perempuan juga cenderung mengalami menstruasi secara teratur, sehingga para Bijak menentukan pada hari interval (Yom Hahaflaga) .

PERHITUNGAN: 1 hari Periode + jumlah hari diamati antara dua periode terakhir sebelumnya.
Interval sebelumnya harus dihitung dari awal periode ke awal periode berikutnya, hari-hari awal dihitung sebagai bagian dari interval.

Contoh untuk interval yang diamati dari 20 hari: Periode pada 5 Tishrei (hari ke-1 interval) siang hari + 20 hari = 24 Tishrei

(Catatan dari penerjemah : terjemahan ini tidak selengkap buku aslinya. jika ada yang kurang dipahami harap bertanya pada Rabi terdekat)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kategori

Kehidupan Setelah Kematian

Konser Musik Yahudi

Video Belajar Taurat

Kebahagiaan di Bulan Adar